Dinar The Real Money

Dinar The Real Money Blog : "Dinar Emas, Uang dan Investasiku"

Selamat Datang di MITRA DINAR BANDUNG

Selamat Datang di MITRA DINAR BANDUNG

Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Cimahi khususnya .Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, Informasi pengguna M-Dinar, informasi penawaran dinar less 1 persen dan less 2 persen. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.



Dinar adalah mata uang berupa koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah mata uang yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Dinar dan Dirham adalah mata uang yang dipakai pada zaman Rasulullah SAW . Pada era kekhalifahan Umar bin Khatab, ditetapkan bahwa Dinar dan Dirham memiliki standart seperti tersebut diatas. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan disertai Sertifikat setiap kepingnya. Keaslian dan keakuratan berat dan kadarnya telah diuji dan disertifikasi oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional) dan oleh LBMA (London Bullion Market Association).

Dinar Emas di Tengah Ancaman Deflasi dan Tingginya Inflasi…

Posted by Unknown

Oleh Muhaimin Iqbal
Kamis, 29 January 2009 06:42

Ketika krisis melanda Indonesia tahun 1998, saat itu saya adalah salah satu korbannya. Sebagai direksi di sebuah perusahaan publik, saya punya investasi di saham dan juga deposito. Deposito Rupiah yang saya kumpulin dari jerih payah bertahun-tahun nilainya terpangkas menjadi tinggal seperempatnya hanya dalam beberapa bulan krisis.


Investasi saham lebih buruk lagi, karena selain nilainya dalam Rupiah anjlog. Rupiahnya sendiri tinggal seperempat dari Rupiah sebelum krisis. Pukulan bertubi-tubi selama krisis ini menghanguskan sebagian besar dari investasi yang saya bangun sejak awal karir.


Alhamdulillah saya bersyukur dengan pertolongan Allah dimudahkan untuk memahami fenomena finansial yang ada di sekitar kita, sehingga ketika krisis ini berulang sepuluh tahun kemudian (2008) – saya tidak perlu menjadi korban lagi.


Sesungguhnya tidaklah sulit untuk memahami apa yang terjadi dengan system keuangan yang berbasis uang kertas ini, data-datanya tersebar di berbagai sumber yang dapat dipercaya. Grafik diatas misalnya, saya ambil dan olah datanya dari Pacific Exchange Services dan Kitco.


Apa yang bisa kita lihat dari grafik diatas sesungguhnya ?. Dari statistik yang ada – tataran ilmu manusia – menyatakan bahwa US Dollar pasti jatuh - karena sepuluh tahun terakhir sudah menukik tajam. Kalau diibaratkan pesawat terbang dengan ketinggian 100% (Januari 2000), saat ini ketinggian tersebut tinggal 32% saja.


Mata uang kertas lain tentu tidak jauh berbeda, apalagi Rupiah yang mempunyai kecenderungan lebih buruk dibandingkan US Dollar – saat ini ketinggiannya tinggal 21% saja dibandingkan dengan ketinggan Januari 2000 – lihat tulisan saya tanggal 24 Januari 2009 lalu untuk ini.


Dengan apa kita mengukur ini semua ?, dengan ‘uang riil ‘ yng memiliki daya beli tetap yaitu Emas atau Dinar (yang disebut Dinar adalah emas juga dengan berat 4.25 gr, kadar 22 karat). Kita hanya bisa mengetahui daya beli suatu mata uang naik atau turun apabila ada pembandingnya yang baku sepanjang zaman, salah satu pembanding baku inilah emas dan Dinar itu.


Dalam sejarah mata uang kertas, ternyata mata uang kertas ini hnya mengalami kenaikan daya beli yang cukup berarti apabila ada depresi yang sangat parah. Sejarah US$ sepanjang abad lalu misalnya, hanya mengalami kenaikan daya beli yang berarti ketika terjadi the great depression 1930-an. Di Jaman zaman yang relatif normal, uang kertas terus mengalami penurunan nilai.


Lantas crash semacam apakah yang perlu kita antisipasi kedepan ?. Para analis berbeda pendapat dalam hal ini.


Bagi yang memperkirakan bahwa credit collapse di seluruh dunia akan berlanjut, maka ancaman deflasi yang perlu di waspadai. Dalam situasi deflasi, likwiditas adalah raja. Kita bisa saja kaya dengan asset riil, kalau likwiditas kita lemah – maka bisa jadi kita terjebak dalam kesulitan yang nyata.


Mengantisipasi deflasi dapat dilakukan dengan menjaga likwiditas kita, namun kalau kita menjaganya dengan likwiditas uang kertas – bila yang terjadi ternyata bukan deflasi tetapi inflasi – maka kita justru akan terjebak di problem berikutnya.


Bila yang terjadi adalah inflasi yang terlalu tinggi, atau perubahan dari tahapan deflasi ke inflasi yang terlalu cepat – maka likwiditas uang kertas kita bisa mendadak kehilangan nilainya.


Jadi apa solusi kita ?. Dinar atau Emas jawabannya.


Dinar atau emas adalah asset riil yang selalu mudah untuk dijual menjadi cash di masa deflasi sekalipun; dan tidak perlu mengalami penurunan nilai /daya beli di kala inflasi tidak terkendali.


Keunggulan emas ini bahkan juga diakui oleh para praktisi investasi dunia seperti pernyataan Morgan Stanley yang disiarkan CNBC dua hari lalu : "Gold looks to be the investment area that provides significant upside under the inflation-rebound scenario and relative resilience in the deflation scenario, gold should be one of the best hedges for investors".


Jadi siap menghadapi financial crash landing berikutnya ? siapkan Dinar sebagai parasut dan pelampung Anda. Wallahu A’lam.

Leave a Reply

free counters