Dinar The Real Money

Dinar The Real Money Blog : "Dinar Emas, Uang dan Investasiku"

Selamat Datang di MITRA DINAR BANDUNG

Selamat Datang di MITRA DINAR BANDUNG

Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Cimahi khususnya .Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, Informasi pengguna M-Dinar, informasi penawaran dinar less 1 persen dan less 2 persen. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.



Dinar adalah mata uang berupa koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah mata uang yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Dinar dan Dirham adalah mata uang yang dipakai pada zaman Rasulullah SAW . Pada era kekhalifahan Umar bin Khatab, ditetapkan bahwa Dinar dan Dirham memiliki standart seperti tersebut diatas. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan disertai Sertifikat setiap kepingnya. Keaslian dan keakuratan berat dan kadarnya telah diuji dan disertifikasi oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional) dan oleh LBMA (London Bullion Market Association).

Harga Emas : Antara Selera dan Realita...

Posted by Unknown

Oleh Muhaimin Iqbal
Rabu, 28 July 2010 07:46


Sejak saya belajar ilmu pertanian 30 tahun lalu sampai sekarang, daya beli petani kita tidak banyak berubah. Kebanyakan mereka masih termasuk golongan masyarakat yang memiliki daya beli terendah di negeri ini. Mengapa demikian ?, karena mereka kebanyakan mengikuti selera dalam pola tanamnya. Ketika cabe di pasar harganya tinggi, maka serentak petani rame-rame menanam cabe. Pada saat mereka panen harga jatuh karena demand cabe kan tidak serta merta naik ketika supply tinggi dari panenan yang melimpah.


Tetapi ada sekelompok teman-teman saya yang sangat sukses di bidang pertanian/perkebunan. Mereka tidak menanam sesuatu hanya karena orang lain rame-rame menanamnya. Mereka hanya menanam suatu jenis tanaman apabila sudah di riset seberapa besar pasarnya, dan siapa-siapa yang sudah akan mengisi pasar tersebut. Dengan demikian pada saat mereka panen, pasar cukup kuat menyerap hasil panennya dan harga terjaga.


Pola tanam (bisa juga dibaca : investasi) yang sama sebenarnya juga terjadi di bursa saham dan pasar emas dunia, selera (appetite) sangat mempengaruhi keputusan investasi kebanyakan investor. Turun drastisnya harga emas dunia tadi malam misalnya adalah karena secara tiba-tiba begitu banyak investor yang selera untuk mengambil risiko investasi-nya membaik.


Ketika beberapa negara Eropa diguncang krisis, para investor dihinggapi rasa ketakutan sehingga mereka rame-rame mengamankan dana investasinya sebagian di emas; permintaan emas yang melonjak saat itu mendorong harga emas tinggi selama beberapa bulan terakhir.


Kemudian ketika beberapa pekan terakhir ada kabar bahwa kondisi keuangan bank-bank besar Eropa ternyata tidak seburuk yang dibayangkan sebelumnya, karena bank-bank besar tersebut ternyata lolos stress tests – maka para investor kembali merasa aman untuk mengalihkan dananya dari safe haven emas, ke bentuk-bentuk investasi yang lebih berisiko seperti saham, mutual fund dan lain sebagainya. Itulah sebabnya harga emas yang rendah hari-hari ini, akan bersamaan dengan tingginya harga-harga di saham dan sejenisnya.


Lantas apakah kita perlu rame-rame mengikuti masyarakat investor yang memburu saham dan sejenisnya tersebut ?. Kalau saya tidak akan saya lakukan karena tingginya harga-harga saham secara global hari-hari ini juga bukan karena didorong oleh kinerja perusahaan-perusahaan yang mengeluarkan saham-saham tersebut. Lagi-lagi tingginya harga saham-saham tersebut lebih banyak didorong oleh selera atau appetite para investor untuk lebih berani mengambil risiko. Ketika selera memudar (dan selera memang gampang sekali pudar oleh berbagai sebab !), maka harga saham akan kembali berguguran. Lihat tulisan saya dengan judul Pilihan Investasi : Saham atau Emas...?.


Lantas apa yang akan saya lakukan ?, belajar dari teman-teman yang sukses dibidang pertanian/perkebunan tersebut – saya akan lebih banyak mengambil keputusan berdasarkan riset pasar dan realita yang ada pada supply and demand emas secara global dan dalam jangka panjang.


Untungnya tidak seluruh riset dan realita tersebut harus kita kumpulkan dan analisa sendiri; banyak sekali kajian para pakar dibidang ini yang bisa kita baca dan pelajari analisa mereka. Salah satunya adalah yang pernah saya kumpulkan dalam satu tulisan yang berjudul Prediksi Harga Emas oleh Para Ahlinya.


Dengan memahami realita-realita semacam ini, insyaallah kita bisa memaksimalkan keputusan yang didasarkan pada informasi yang memadai (well informed decision) – bukan hanya didorong oleh selera sesaat kita. Wa Allahu A’lam.

Leave a Reply

free counters