Mumpung Dinar Lagi 'Disubsidi' Oleh Pemerintah Amerika…
Posted by Unknown
Oleh Muhaimin Iqbal
Selasa, 03 February 2009 02:42
Sebulan terakhir harga Dinar melonjak diatas 12 % yang disebabkan oleh dua hal, yaitu harga emas dunia dalam US$ yang kembali berada diatas US$ 900/oz dan nilai tukar Rupiah yang melemah sampai Rp 11,750 pada saat artikel ini saya tulis.
Sejak akhir pekan lalu Dinar pada kisaran harga diatas Rp 1,400,000. Mahalkah Dinar pada kisaran harga ini? Tergantung bagaimana kita melihatnya.
Bila Anda termasuk orang yang beruntung telah membeli Dinar sejak dua tahun lalu pada kisaran harga Rp 800,000 atau setahun lalu pada kisaran harga Rp 1,000,000,- maka harga sekarang tersebut sudah tergolong tinggi. Namun kalau kita melihat kedepan, setahun dua tahun atau bahkan lebih - maka bisa jadi harga yang sekarang ini masih tergolong sangat rendah. Mengapa ?.
Saat ini harga emas dunia dihitung dan dibeli dengan mata uang fiat yang nilainya sangat dipaksakan. Pemerintah-pemerintah dunia membanjiri ekonominya dengan bail-out demi bail-out agar ekonominya tetap berputar ?.
Dengan apa pemerintah melakukan ini ? dengan menerbitkan hutang baru, dengan mencetak uang baru, dengan memindahkan asset yang buruk dari pihak yang di bail-out ke pemerintah.
Apa yang dilakukan oleh pemerintah dengan berbagai tindakan bail-out-nya seperti menanam bom waktu. Asset-asset buruk yang mengumpul di tangan pemerintah, hutang yang menumpuk dan uang fiat yang terus dicetak tinggal menunggu waktunya untuk meledak.
Karena yang sangat relevan dengan harga emas dunia adalah nilai Dollar, melonjaknya harga emas dalam Dollar akhir-akhir ini juga karena para pelaku pasar mulai melihat apa yang ada di bawah permukaan dari pucuk gunung es tersebut diatas.
Subprime mortgage hanyalah pucuk gunung es yang sudah terlihat tersebut diatas; masalah yang berada dibawah permukaan tidak kalah dasyatnya.
Bukan hanya subprime mortgage saja yang sekarang sedang dalam proses menenggelamkan ekonomi ‘titanic’ Amerika. Dari hutang pemerintah dan swasta yang membubung, produk jadi-jadian seperti CDS sampai hutang masyarakatnya dalam bentuk hutang kartu kredit secara keseluruhan dan bersama-sama sedang mengenggelamkan kapal mereka.
Masalahnya adalah ketika nun jauh disana ekonomi ‘titanic’ Amerika tenggelam, pusarannya akan ikut menenggelamkan ekonomi dunia seperti yang dirasakan oleh seluruh dunia empat-lima bulan terkahir. Tidak terkecuali kita yang di Indonesia, bahwasanya Rupiah sekarang berada pada kisaran Rp 11,750 sedangkan tahun lalu hanya sekitar Rp 9,200 – menunjukkan kita tidak bebas dari pusaran ‘titanic’ yang sedang tenggelam tersebut.
Anda yang mulai membeli Dinar setahun dua tahun lalu tentu telah merasakan ini, betapa nilai asset Dinar Anda terjaga (naik significant) di tengah penurunan asset lain seperti saham yang nilainya anjlog atau deposito uang kertas yang daya belinya menurun drastis.
Bagi yang belum membangun sekoci Dinar ini, kesempatan untuk mulai melakukannya belum terlambat.
Mumpung Amerika presidennya baru, mereka lagi sibuk membangun citranya agar terkesan US$ tetap perkasa, agar ekonomi mereka kelihatan tetap tegar. Dengan apa mereka melakukannya ?, dengan terus menambah hutang, mencetak uang, dan dengan mengumpulkan asset buruk dari perusahaan-perusahaan swasta yang di bail-out pemerintah.
Ketika mereka melakukan ini, US$ untuk sementara perkasa – dan harga emas dunia untuk sementara tertekan - tertahan dari kenaikan harga yang lebih tinggi.
Artinya apa ini semua ? pemerintah Amerika sejatinya sedang ‘menekan’ harga emas untuk tetap rendah. Tanpa mereka sadari mereka sedang memberikan ‘subsidi’ bagi harga emas dunia.
Jadi meskipun harga emas dunia atau Dinar ini sekarang kelihatan tinggi – sebenarnya harga ini adalah harga yang masih ‘disubsidi’ oleh pemerintah Amerika dengan presiden baru-nya yang sibuk membangun citra sebagai ‘penyelamat’ ekonomi ‘titanic’ mereka. Ketika mereka tidak kuat lagi ‘mensubsidi’ harga emas dunia, apa yang akan terjadi ? Kita semua hanya bisa menduga-duga tetapi hanya Allahlah yang maha tahu. Wallahu A’lam.