Dinar The Real Money

Dinar The Real Money Blog : "Dinar Emas, Uang dan Investasiku"

Selamat Datang di MITRA DINAR BANDUNG

Selamat Datang di MITRA DINAR BANDUNG

Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Cimahi khususnya .Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, Informasi pengguna M-Dinar, informasi penawaran dinar less 1 persen dan less 2 persen. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.



Dinar adalah mata uang berupa koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah mata uang yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Dinar dan Dirham adalah mata uang yang dipakai pada zaman Rasulullah SAW . Pada era kekhalifahan Umar bin Khatab, ditetapkan bahwa Dinar dan Dirham memiliki standart seperti tersebut diatas. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan disertai Sertifikat setiap kepingnya. Keaslian dan keakuratan berat dan kadarnya telah diuji dan disertifikasi oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional) dan oleh LBMA (London Bullion Market Association).

Tinggalkan Dollar Selagi Sempat…!.

Posted by Unknown

Oleh Muhaimin Iqbal
Rabu, 14 October 2009 08:40


Dalam tulisan saya tanggal 6 Oktober lalu, saya sudah ungkapkan bahwa Rupiah-pun lebih perkasa dari US Dollar dalam setahun terakhir. Pelemahan US$ ini dapat kita ikuti terus di dashboard GeraiDinar.Com secara real-time , yang pada saat artikel ini saya tulis mengindikasikan US$ Index berada pada angka 75.86.


Ironinya bahwa melemahnya US$ ini bukan sesuatu yang tidak wajar, ini justru yang wajar – maka dari itu US$ pada tingkat index tersebut diatas, di indikator Geraidinar.com ditunjukkan oleh jarum yang berada di zone biru. Ketika US$ Index menujukkan angka yang tinggi beberapa bulan lalu, dia berada di zone merah – atau dalam kondisi yang tidak wajar.


Mengapa kondisi wajarnya US$ lemah dan akan terus melemah terhadap mata uang-mata uang besar dunia ?. Berikut beberapa alasannya diantara sekian banyak alasan lainnya.


Deficit spending, bailout, quantitative easing, stimulus, zero interest rate
dan corporate scandals adalah kata-kata yang popular menghiasi ekonomi Amerika saat ini; semua kata-kata ini mendorong US$ turun dan tidak mendorongnya naik.


Dari tahun ketahun berbagai tingkat pejabat tinggi Amerika sampai presidennya sendiri riwa-riwi ke China; Apa misinya ?; menurunkan defisit perdagangan Amerika terhadap China. Dengan apa defisit ini diturunkan ?, dengan menurunkan daya saing produk-produk China di Amerika ?. dengan apa daya saing China di Amerika bisa turun ?, kalau produk China terasa mahal oleh penduduk Amerika; ini berarti demi kepentingan bangsa Amerika sendiri US$ harus terus melemah terhadap Renminbi China !.


Bukan hanya terhadap Renminbi saja US$ akan terus melemah; terhadap berbagai mata uang kuat lainnya seperti Euro, Yen, Aussie Dollar dlsb.; mata uang US$ akan melemah – demi penyelamatan ekonomi negeri itu dari defisit neraca perdagangan yang mulai tidak tertahankan lagi sejak krisis finansial melanda dua tahun terakhir.


Bagaimana agar kita tidak ikut menjadi korban dari terus melemahnya US$ ?, ya jangan gunakan US$ dalam berbagai bentuk investasi kita baik itu berupa tabungan, deposito, dana pensiun, asuransi dan berbagai investasi lain yang menggunakan US$ dalam unit of account-nya.


Dalam skala negara-pun hal ini patut dipikirkan secara serius. Betapa runyamnya ketergantungan terhadap US$ ini bila diteruskan dapat kita lihat dari illustrasi berikut : Pada akhir September 2008 lalu cadangan devisa kita mencapai US$ 57.108 Milyar ; pada akhir September 2009 cadangan devisa ini menjadi US$ 62.287 Milyar. Tambah kayakah kita ?; kalau dilihat dari angka cadangan devisa dalam US$ ini iya karena cadangan devisa kita naik kurang lebih 9 % setahun terakhir ini.


Masalahnya adalah US$ - nya sendiri bila diukur dengan unit account yang baku sepanjang zaman yaitu emas – setahun terakhir mengalami penurunan sekitar 22 %; karena emas dalam US$ mengalami kenaikan harga sekitar 28 % pada periode yang sama. Jadi bila dihitung dengan timbangan yang baku emas, cadangan devisa kita sejatinya mengalami penurunan sekitar 15% selama setahun terakhir !.

Mana yang kita lebih percayai ?, asset kita ditimbang dengan US$ yang terus menyusut seperti dalam illustrasi grafik diatas, atau ditimbang dengan timbangan yang baku emas/Dinar ? tentu saya lebih percaya pada yang terakhir ini.


Dengan fenomena terus menurnnya US$ (sebenarnya juga seluruh mata uang kertas lainnya ) ini, lantas apakah kita rame-rame menumpuk emas atau Dinar ?; tidak juga !. Karena emas atau Dinar sebagai investasi hanya nomor dua setelah sektor riil meskipun dia nomor satu sebagai unit of account (timbangan) maupun sebagai store of value (penyimpan nilai – agar tidak susut seperti uang kertas).


Yang terbaik bagi kita semua adalah kalau kita bisa menggerakkan sektor riil dengan perdagangan yang riil. Sebagai contoh Dinar yang harga nya kurang lebih setara dengan seekor kambing ukuran sedang sepanjang zaman, menyimpan Dinar tidak lebih baik dari memelihara kambing.


Satu Dinar Anda akan tetap satu Dinar setahun yang akan datang ( meskipun dalam Rupiah atau Dollar bisa jadi nilainya sudah 30% lebih tinggi saat itu !), tetapi satu ekor kambing Anda insyaallah bisa jadi dua kambing ( atau satu setengah setelah dipotong ongkos pelihara !) tahun depan…..


Jadi urutan terbaiknya adalah ‘pelihara kambing’ (merepresentasikan sektor riil), kalau karena satu dan lain hal belum bisa ‘pelihara kambing’ baru pertahankan asset Anda dalam satuan emas atau Dinar…agar tidak ikut tenggelam bersamaan dengan tenggelamnya mata uang US$ dan berbagai mata uang kertas lainnya. Wa Allahu A’lam.

Leave a Reply

free counters