Semoga Allah Memberkahimu Pada Keluarga dan Hartamu, Dimana Letak Pasar-Pasar Kalian?.
Posted by Unknown
Oleh Muhaimin Iqbal
Selasa, 15 March 2011 09:26
Judul tulisan ini saya ambilkan dari perkataan ‘Abdur Rahman bin ‘Auf ketika menolak pemberian separuh harta dan seorang istri dari saudaranya Sa'ad bin ar-Rabi' – yang baru dipersaudarakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasalam setibanya hijrah di Madinah. Hadits lengkapnya dapat dilihat di tulisan saya sebelumnya dengan judul “...Job Security...”. Dari ucapan tersebut setidaknya kita bisa mencontohnya dalam dua hal, pertama adalah mengenai sikap dalam memandang harta (orang lain) dan kedua mengenai keimanan yang menumbuhkan PD (Percaya Diri) akan keluasan ‘pasar’ rizki Allah SWT.
Sikap terhadap harta yang patut dicontoh dari ‘Abdur Rahman ini adalah bahwa harta yang halal yang diberikan oleh saudaranya-pun dia tolak, meskipun yang memberi adalah orang yang paling kaya di Madinah saat itu. Malah ‘Abdur Rahman mendoakan agar harta tersebut berkah di tangan saudaranya. Bersih dari sikap iri, bersih dari rasa ingin memiliki dan tidak berhenti disini tetapi diteruskan dengan mendoakan keberkahan harta saudaranya inilah yang patut sekali menjadi pelajaran bagi kita semua.
Bisa jadi diantara kita bisa melepaskan diri dari sikap iri dengki, tetapi berapa banyak yang bisa mendoakan dengan tulus – bukan sekedar ucapan – untuk keberkahan harta bagi saudaranya ?. Yang lebih banyaknya bahkan mungkin melepaskan diri dari iri dengki-pun belum bisa – nauddzubillahi min dzalik.
Ini yang sering didakwahkan oleh salah satu da’i kondang negeri ini untuk kita bisa menjaga hati. Beliau sering mendakwahkan agar kita jangan sampai seperti tukang ojek yang bersaing dengan tukang ojek, tukang cukur yang bersaing dengan tukang cukur atau bahkan da’i –pun bisa bersaing dengan sesama da’i.
Tetapi sikap seperti yang diambil oleh ‘Abdul Rahman ketika mendapatkan tawaran yang luar biasa dari saudaranya tersebut tentu tidak lahir begitu saja. Sikap seperti ini hanya bisa tumbuh dari keimanan yang sangat kuat, bahwa hanya Allah-lah yang bisa memperluas rizki kita dan hanya Allah pula yang bisa membatasinya.
Dari keimanan pula muncullah sikap PD (Percaya Diri) ‘Abdur Rahman untuk berangkat ke pasar dengan tangan kosong dan kemudian sesalu berhasil pulang membawa hasil (barang dagangan). Sejarah Islam kemudian juga mencatat ‘Abdur Rahman bin ‘Auf menjadi sahabat yang paling kaya sampai akhir hayatnya – dan termasuk pula salah satu sahabat yang dijamin masuk surga !.
Perhatikan bahwa dua hal tersebut diatas yang saling terkait, ‘Abdur Rahman tidak mau menerima harta dari saudaranya – pastinya juga tidak iri terhadap harta saudaranya – karena dia bisa melihat luasnya rizki Allah yang ada diluar sana. Dengan ikhtiar yang cukup – dengan pergi ke pasar – dia bahkan bisa memperoleh harta yang jauh lebih banyak dari yang semula ditawarkan saudaranya. Ketika dia berdoa untuk kebaikan dan keberkahan atas harta saudaranya, ada malaikat yang berdo’a “dan untukmu demikian pula…”!.
Coba sekarang kita lihat dari apa yang diilustarsikan oleh da’i yang saya sebutkan diatas. Mengapa seorang tukang ojek bersaing tidak sehat dengan tukang ojek lainnya di perempatan jalan untuk memperebutkan satu dua penumpang ?. Karena mereka melihat sempitnya dunia, mereka hanya bisa melihat ‘pasar’ dia yang berupa para calon penumpang di perempatan jalan tersebut. Tukang ojek tersebut tidak akan merasa perlu bersaing dengan tidak sehat bila dia tahu bahwa ‘pasar’ rizki Allah sesungguhnya sangatlah luas – yang dia perlukan hanyalah ikhtiar saja di jalan yang benar.
Maka pemahaman tentang pasar - baik pasar yang berarti fisik bener-bener pasar seperti yang dikunjungi ‘Abdur Rahman bin ‘Auf untuk berdagang tersebut diatas, ataupun pasar dalam arti lapangan rizki – menjadi sangat penting untuk memperbaiki sikap kita terhadap harta (orang lain) dan menumbuh kembangkan rasa percaya diri akan adanya jalan rizki yang halal, yang luas dan yang berkah melalui ikhtiar yang benar.
Untuk membangkitkan generasi muda yang bisa melihat luasnya ‘pasar’ rizki tersebut, kami ada setidaknya tiga program yang boleh diikuti oleh siapa saja secara gratis. Program pertama adalah Pesantren Wirausaha Daarul Muttaqiin (PWDM) yang kini program eksekutifnya sudah sampai angkatan ke 15. Projek-projek kongkrit yang sudah dihasilkan dari PWDM ini antara lain adalah industri kambing susu – Jonggol Farm, industri composites materials, pertanian jamur, jaringan pemasaran makanan beku Ready To Eat Planet Beku dlsb. Untuk mengikuti program ini cukup mengirimkan CV ke alamat kontak yang ada di menu situs ini atau ke iqbal@geraidinar.com .
Program kedua adalah Bazaar Madinah yang pembangunannya kini telah lebih dari 60 % selesai. Di bazaar ini nantinya akan dimungkinakan lahirnya orang-orang seperti ‘Abdur Rahman bin ‘Auf, orang-orang yang (awalnya) datang ke pasar dengan tangan kosong – pulang membawa hasil (barang dagangan), begitu seterusnya sampai lahir pedagang-pedagang yang tangguh dari kalangan umat ini. Formulir pendaftaran untuk bergabung di Bazaar Madinah dapat di download di sini.
Program ketiga adalah membangun spirit entrepreneurship melalui acara “Get Real” bersama radio-nya anak muda Jakarta – Mustang FM 88. Program ini on-air setiap Kamis malam antara jam 20.00-21.00 dan insyaallah juga akan ada acara off-air-nya secara berkala. Acara off –air pertama insyaAllah akan diadakan pada hari Sabtu 26 Maret 2011. Sama dengan dua program sebelumnya, program Mustang ini juga gratis agar sebanyak mungkin sikaf postitif terbangun di masyarakat – tanpa pandang bulu. Peminat program ini dapat menghubungi langsung Mas Abimaulana di Mustang dengan nomor kontak 08170131617.
Program-program tersebut mempunyai kemiripan misi satu sama lain yaitu misi menunjukkan “dimana pasar-pasar kalian”, setelah kita tahu luasnya ‘pasar’ rizki yang disediakan Allah untuk hambanya ini – maka insyaallah akan ringan hati dan lidah ini untuk mendoakan saudara-saudara kita “Semoga Alah Memberkahimu Pada Keluarga dan Hartamu ”. Amin.