Dinar The Real Money

Dinar The Real Money Blog : "Dinar Emas, Uang dan Investasiku"

Selamat Datang di MITRA DINAR BANDUNG

Selamat Datang di MITRA DINAR BANDUNG

Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Cimahi khususnya .Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, Informasi pengguna M-Dinar, informasi penawaran dinar less 1 persen dan less 2 persen. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.



Dinar adalah mata uang berupa koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah mata uang yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Dinar dan Dirham adalah mata uang yang dipakai pada zaman Rasulullah SAW . Pada era kekhalifahan Umar bin Khatab, ditetapkan bahwa Dinar dan Dirham memiliki standart seperti tersebut diatas. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan disertai Sertifikat setiap kepingnya. Keaslian dan keakuratan berat dan kadarnya telah diuji dan disertifikasi oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional) dan oleh LBMA (London Bullion Market Association).

Entrepreneur-pun InsyaAllah Bisa Menjadi Salah Satu ‘Batu-Bata’ Dari Bangunan Islam...

Posted by Unknown

Oleh Muhaimin Iqbal
Senin, 04 April 2011 07:59


Salah satu kesalahan dalam system pendidikan kita dari kecil adalah kita terlalu fokus dididik untuk menjawab pertanyaan, tetapi kita tidak dilatih untuk membuat pertanyaan yang tepat. Dampak dari fokus ini adalah kita menjadi reaktif berusaha menyelesaikan persoalan ketika persoalan itu sudah muncul, dan sebaliknya rata-rata kita kurang proaktif mengantisipasi persoalan kemudiaan memecahkannya menjadi peluang. Yang kedua inilah inti dari kemampuan para entrepreneur, mereka yang sukses di dunia entrepreneurship ini adalah mereka-mereka yang bisa proaktif mengantisipasi masalah – dan menemukan jawabannya ketika kebanyakan orang lain baru sadar bahwa masalah tersebut ada.


Salah satu pertanyaan bagi para (calon) entrepreneur yang bisa secara terus menerus memandu pengembangan usahanya adalah “Apa Yang (Masih) Perlu Kita Cari...?”. Pertanyaan ini perlu secara berkala dimunculkan pada setiap stage dari usaha yang sedang kita bangun, karena dengan proaktif memunculkan pertanyaan ini kita akan terdorong untuk mencari pula jawabannya – dan jawaban inilah yang akan menjadi daya dorong (pertumbuhan ) usaha kita berikutnya.


Contoh kasus untuk aplikasi dari pertanyaan tersebut dapat dilihat pada ilustrasi tiga pilar usaha dibawah. Untuk memudahkan memahaminya saya gunakan social business Bazaar Madinah - yang saat ini sedang kami persiapkan dengan target peluncuran kurang satu bulan dari sekarang – yaitu insyaAllah 1 Mei 2011.





















Pilar-Pilar Usaha

Dari tiga pilar modal, entrepreneur dan pasar tersebut diatas, saat ini yang alhamdulillah sudah ada secara memadai di kita adalah modal dan pasar. Modalnya adalah berupa tempat berjualan yang cukup untuk 50 orang pedagang setiap hari dan gudang seluas lapangan futsal (karena memang bekas lapangan futsal yang kita ambil alih untuk digunakan sebagai gudang) - yang insyaallah cukup untuk menampung barang-barang dagangan yang didatangkan langsung dari para produsen, sehingga bisa menekan harga jual. Modal yang juga memungkinkan kita sediakan adalah modal dagang untuk mendatangkan produk-produk unggulan tersebut.


Pasar yang sudah ada kami petakan adalah sejumlah perumahan di salah satu kecamatan yang paling padat penduduknya di Indonesia yaitu Cimanggis – Depok.


Lantas Apa yang masih peru kita cari ?, kita masih membutuhkan para entrepreneur yang bisa secara proaktif mengantisipasi ‘persoalan’ kebutuhan masyarakat, dan memberikan jawabannya secara kongkrit berupa produk-produk unggulan dengan harga yang terjangkau oleh kelas masyarakat Cimanggis – Depok.


Bila kita berhasil mengumpulkan sejumlah (calon) entrepreneur yang berkwalitas untuk melengkapi modal dan pasar yang telah kita sediakan tersebut, maka ikhtiar kita untuk membangun social business yang kita sebut Bazaar Madinah ini insyaallah akan dapat optimal. Masalah hasil, karena ini haknya Allah untuk menentukannya – kita hanya bisa melengkapinya dengan do’a.


Untuk stage pertama lahirnya Bazaar Madinah - Cimanggis Depok, pertanyan kita insyaAllah akan terjawab setelah para (calon) entrepreneur yang berkwalitas bergabung. Bila nantinya stage pertama ini bisa sukses dan kita akan mengembangkan stage berikutnya – membuka Bazaar-Bazaar Madinah berikutnya di daerah lain – maka posisi pertanyaannya akan lain lagi.


Satu pilar yang kemungkinannya kita miliki saat itu adalah entrepreneur – yaitu seluruh collective skills dari pengelola bersama para pedagang - yang secara bersama-sama membangun Bazaar Madinah yang pertama. Maka yang kita butuhkan berikutnya adalah pasar-pasar dan modal yang baru.


Pada stage kedua ini yang kita butuhkan adalah para aktivis dan pejuang ekonomi syariah di perbagai daerah yang punya passion yang sama dengan kita untuk membangun Bazaar Madinah di daerahnya masing-masing . Untuk permodalan bisa dicari bersama-sama baik dari kalangan investor individu, koperasi/BMT, perbankan syariah dan venture capital. Beberapa sumber pembiayaan tersebut telah juga mulai bicara dengan kita untuk kemungkinan pembiayaan Bazaar Madinah- Bazaar Madinah berikutnya.


Setelah dengan ijin Allah nantinya sejumlah Bazaar Madinah berdiri, kita akan masuk stage ketiga yaitu membangun pasar induknya. Saat itu satu pilar yang kita miliki adalah pasar-nya yaitu Bazaar Madinah-Bazaar Madinah yang beroperasi di sejumlah lokasi. Yang masih akan kita cari kemudian adalah entreprenur kelas berikutnya – yang mampu membangun dan mengelola pasar induk tersebut. Kita juga akan perlu penyedia modal yang lebih besar lagi dari penyedia modal di stage kedua.


Bila stage ketiga ini juga sukses atas ijin Allah, maka waktunya kita untuk go national dan bahkan go international dengan konsep Pasar Madinah yang menyeluruh. Saat itu bisa jadi kita harus melengkapi tiga pilar tersebut diatas sekaligus, kita butuh modal baru yang sangat besar, butuh skills baru yang mampu mengelola secara mumpuni perdagangan global dan butuh mitra-mitra baru di berbagai wilayah negeri dan luar negeri untuk membangun pasarnya.


Pada stage keempat inilah ‘batu-bata’ yang namanya Pasar Madinah insyaallah siap menjadi ‘batu bata’ bangunan Islam yang menyeluruh ketika jaman mulkan jabriyyah ini berakhir dan kita memasuki era kekhalifahan yang mengikuti manhaj kenabian . Pada saat itu (stage ke lima !) urusan pasar bukan lagi urusan swasta kayak yang kita lakukan sekarang, pemimpin umat yang akan membangun dan mengawasi secara syar’i pasar untuk umatnya seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. Amin.

Leave a Reply

free counters