Dinar The Real Money

Dinar The Real Money Blog : "Dinar Emas, Uang dan Investasiku"

Selamat Datang di MITRA DINAR BANDUNG

Selamat Datang di MITRA DINAR BANDUNG

Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Cimahi khususnya .Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, Informasi pengguna M-Dinar, informasi penawaran dinar less 1 persen dan less 2 persen. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.



Dinar adalah mata uang berupa koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah mata uang yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Dinar dan Dirham adalah mata uang yang dipakai pada zaman Rasulullah SAW . Pada era kekhalifahan Umar bin Khatab, ditetapkan bahwa Dinar dan Dirham memiliki standart seperti tersebut diatas. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan disertai Sertifikat setiap kepingnya. Keaslian dan keakuratan berat dan kadarnya telah diuji dan disertifikasi oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional) dan oleh LBMA (London Bullion Market Association).

Melawan Rasa Takut Pensiun : Belajar dari Rumah Suwung Di Samping Sumur Kawak...

Posted by Unknown

Oleh Muhaimin Iqbal
Rabu, 06 April 2011 09:18


Entah dari mana datanya harian Kompas, tetapi mereka pekan lalu (28/3/11) me-release berita bahwa 9 dari 10 orang di Indonesia belum siap menghadapi pensiun. Apakah ini kebetulan atau mereka melalukan risetnya dengan benar, data yang sangat mirip muncul di Amerika kemarin (05/04/11) lewat CNBC yang menyatakan bahwa dari 77 juta baby boomers yang lahir pasca Perang Dunia II antara tahun 1946 s/d 1964 – hanya 11 %-nya yang yakin bisa hidup nyaman (live in comfort ) di usia pensiun – selebihnya 89% nervous menghadapi pensiunnya. Bila data-data tersebut adalah benar atau setidaknya mendekati kebenaran, maka ada peluang (bisa bisnis ataupun amal) yang sangat besar untuk menyiapkan 9 dari 10 orang yang kini masih bekerja agar mereka dapat menyongsong pensiunnya dengan dignity – penuh percaya diri.


Sekitar 11 tahun lalu ketika saya berada di puncak karir, perasaan sangat tidak nyaman menghadapi pensiun juga sempat menghantui. Untuk melawan rasa takut menghadapi pensiun ini, saya ingat bekal yang diberikan oleh orang tua saya ketika berangkat merantau pada usia 15 tahun di tahun 1978.


Sebagai keluarga petani miskin yang berani mengirim seluruh anaknya sekolah di kota besar, saat itu kami tidak mampu menyewa rumah atau asrama yang cukup untuk 5 orang sekaligus. Lantas apa yang dilakukan kakak-kakak saya ?, mereka menyewa rumah besar di pusat kota – tetapi tentu saja yang sewanya terjangkau dengan uang yang pas-pasan.


Dapatlah kami rumah di Jl. Kauman - Jogjakarta yang sudah berpuluh tahun tidak berpenghuni. Dua rumah suwung besar – yang tidak ada yang berani menyewanya karena konon keangkerannya. Tentu saja pemilik rumah sangat gembira ketika ada anak-anak muda yang ‘nekat’ dan berani tinggal di rumah tersebut. Maka dapatlah kami sewa rumah yang cukup besar dan dengan ongkos yang sangat murah.


Masalahnya adalah – ada dua rumah besar suwung (kosong yang lama) dan menambah keangkerannya di antara dua rumah suwung tersebut ada sumur kawak ( sumur yang juga sudah sangat lama tidak dipakai) – yang kami harus bisa melawan rasa takut untuk tinggal di dalamnya – melawan cerita-cerita horror dari para tetangga-tetangga rumah tersebut. Bagaimana kami melawannya ?.


Bapak saya yang kyai di desa membekali kami dengan hal yang sangat masuk akal untuk jaman modern ini sekalipun. Bila malam hari tiba dan rasa takut muncul, rasa takut ini tidak akan hilang bila kita berusaha menghindar darinya – misalnya dengan cara kemulan(berselimut) rapet-rapet.


Justru kami harus bangun dan buka mata lebar-lebar, bahkan datangi pusat rasa takut tersebut ( sumur kawak yang ada di antara dua rumah) dan lihat kedalamnya – maka kita tidak melihat apa-apa yang kita takutkan tersebut. Ritual bangun dan membuka mata lebar-lebar dan mendatangi sumber rasa takut inilah yang kemudian membuat kami akhirnya bisa comfortable tinggal di rumah suwung di samping sumur kawak – yang bagi kebanyakan masyarakat disitu adalah sumber cerita-cerita horror yang tidak ada habisnya.


Cerita horror semacam inilah yang melanda 9 dari 10 orang yang bekerja tersebut dalam menghadapi masa pensiunnya. Kebanyakan orang takut akan sesuatu yang tidak ada, bila mereka menghindar atau berusaha menjauhinya – maka rasa takut akan justru bertambah karena dibenak mereka sesuatu yang menakutkan tersebut benar-benar ada. Sebaliknya bila mereka bangun, membuka mata lebar-lebar – maka mereka tidak akan melihat apa-apa yang ditakutkan tersebut – karena memang tidak ada.


Untuk melatih para pekerja yang takut menghadapi pensiun ini, Alhamdulillah kami di Pesantren Wirausaha Daarul Muttaqiin (PWDM) setahap demi setahap terus melengkapi ‘tempat berlatih nyemplung’ bagi para peserta. Lewat berbagai projek dari angkatan-angkatan sebelumnya (kini sudah sampai 15 angkatan), usaha riil yang siap dipakai untuk model pembelajaran kami kini setidaknya telah memiliki 5 (lima) bidang usaha.


Pertama adalah pertanian dalam arti luas, untuk bidang ini telah ada budidaya jamur tiram putih, peternakan kambing dan mini plant untuk pabrik pengolahan susu kambing.


Kedua adalah sektor manufaktur yang telah melahirkan pabrik material dasar – composites – tiga bangunan dengan design unik dengan material modern hasil pabrik tersebut kini sebagian besar sudah bisa dilihat hasilnya berupa bangunan kandang composites, bangunan Bazaar Madinah dan bangunan masjid gedebog Daarul Muttaqiin – yang terakhir ini belum berdiri tetapi component-ya sebagian besar sudah selesai diproduksi di pabrik.


Ketiga perdagangan yang sudah kita rintis dengan produk-produk Planet Beku dan insyaAllah akan ada quantum-leap-nya pada saat Bazaar Madinah di buka bulan depan.


Keempat adalah lembaga permodalan, yang alhamdulillah telah berjalan baik selama satu setengah tahun ini dengan Koperasi BMT Daarul Muttaqiin. Insyaallah bidang permodalan ini akan segera kita lengkapi dengan perusahan modal venture yang saat ini sedang diurus perijinannya oleh team kami.


Kelima adalah bidang teknologi informasi, selain M-Dinar yang sudah berjalan dua tahun terakhir, BursaIde.Com yang sudah memasuki tahap beta test , insyaallah bulan depan juga akan meluncur lagi satu situs komersial kami di bidang media monitoring and real time analysis – situs yang mentarget para marketers, politikus, selebritis dlsb yang concern terhadap pemberitaan media dan dampaknya pada mereka.


Bidang-bidang ini insyaallah akan terus bertambah melalui dua cara, yaitu lahirnya angkatan-angkatan PWDM berikutnya dan realisasi dari penjaringan ide-ide usaha terbaik melalui www.bursaide.com tersebut diatas.


Lima bidang usaha tersebut bisa dilahirkan dan dikembangkan antara lain melalui keberanian untuk tinggal di ‘rumah suwung disamping sumur kawak’ yang namanya PENSIUN – menakutkan bagi kebanyakan orang, tetapi menantang bagi yang berani menatapnya lebar-lebar. InsyaAllah.

Leave a Reply

free counters