Dinar The Real Money

Dinar The Real Money Blog : "Dinar Emas, Uang dan Investasiku"

Selamat Datang di MITRA DINAR BANDUNG

Selamat Datang di MITRA DINAR BANDUNG

Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Cimahi khususnya .Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, Informasi pengguna M-Dinar, informasi penawaran dinar less 1 persen dan less 2 persen. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.



Dinar adalah mata uang berupa koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah mata uang yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Dinar dan Dirham adalah mata uang yang dipakai pada zaman Rasulullah SAW . Pada era kekhalifahan Umar bin Khatab, ditetapkan bahwa Dinar dan Dirham memiliki standart seperti tersebut diatas. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan disertai Sertifikat setiap kepingnya. Keaslian dan keakuratan berat dan kadarnya telah diuji dan disertifikasi oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional) dan oleh LBMA (London Bullion Market Association).

Problema Myopia…

Posted by Unknown

Published on Monday, 16 September 2013 07:22
Oleh : Muhaimin Iqbal

Sebuah masalah besar sekaligus peluang besar pagi ini muncul dalam iklan PT. Pertamina (Persero) di sejumlah media masa. Iklan tersebut adalah pencarian +/- 3.3 juta KL/tahun bahan bakar biodiesel untuk menekan volume BBM impor. Iklan ini merupakan symptom dari masalah besar karena mengindikasikan betapa tidak siapnya negeri ini memenuhi kebutuhan energi rakyatnya. Di sisi lain problem bahan bakar ini juga menjadi peluang besar bagi para pihak yang siap menjawab tantangan kebutuhan energi untuk negeri dengan sekitar 250 juta penduduk ini.

Dalam sejarah peradaban manusia, krisis energi seperti yang sedang kita jelang ini sebenarnya bukanlah yang pertama kali. Inggris pernah mengalami krisis energi selama seratus tahun dari tahun 1450 -1550 ketika hutan-hutan negeri itu nyaris punah dibabat dan diambil kayunya sebagai bahan bakar. Krisis energi baru kemudian teratasi ketika mereka mulai menemukan energi batu bara sebagai ganti energi kayu bakar.

Maka belajar dari solusi energi di Inggris pada abad pertengahan tersebut, solsui energi di jaman modern ini mestinya juga mirip. Problem energi (juga problem-problem yang lain) yang kita hadapi saat ini lebih disebabkan oleh apa yang disebut Problema Myopia yaitu problem-problem yang timbul dari pandangan yang sempit.

Ketika ‘negeri maju’ Inggris pada abad pertengahan memandang sumber enerigi itu kayu, maka kayu dibabat sampai nyaris habis dan mereka menghadapi krisis. Problem baru teratasi ketika mereka mulai memperluas pandangannya – bahawa ‘eh ternyata’ bahan bakar tidak harus kayu, maka ketemulah mereka dengan batu bara.

Yang kita hadapi saat ini juga kurang lebih demikian, kita krisis bahan bakar minyak karena kita hanya tahu BBM-lah yang kita perlukan untuk menjalankan mobil-mobil kita. Apa tidak ada cara lain untuk menjalankan mobil kita ? tentu ada, dengan listrik, dengan mata hari dlsb. barangkali masalahnya tinggal belum ekonomis saja – tetapi solusi itu ada.

Lebih jauh dari myopia dibidang BBM ini adalah myopia di bidang transportasi. Selama kita masih fokus pada mobil dan khususnya kendaraan pribadi untuk alat transportasi, maka krisis BBM bisa jadi tidak terelakkan. Tetapi lagi-lagi alat transportasi kan tidak harus mobil ? Bisa kereta, trem atau alat-alat transportasi masal lainnya.

Ketika alat trasportasi masal menjadi pilihannya, maka masalah krisis BBM lebih mudah diatasi. Sumber-sumber energi untuk kereta, trem, monorail dan sejenisnya lebih banyak pilihannya ketimbang mobil pribadi. Transportasi masal umumnya menggunakan listrik dan listrik bisa dihasilkan dengan tenaga uap, gas, air, batubara, gelombang laut, matahari dlsb.

Intinya adalah problem-problem yang kita hadapi dalam kehidupan kita, umumnya disebabkan karena sempitnya pandangan kita terhadap suatu masalah atau kebutuhan – inilah yang disebut Problema Myopia itu. Problema Myopia adalah bukan problem sesungguhnya, banyak solusi di sekitar kita – tetapi hanya berada di luar sudut pandang kita yang sempit selama ini. Begitu sudut pandang itu diperluas, maka ketemulah solusi itu – persis ketika orang Inggris menemukan batu bara di abad pertengahan tersebut di atas, selesailah problem kayu bakar mereka.

Problema Myopia juga bisa menjangkiti individu siapa saja. Seorang pegawai bisa stres dengan pekerjaan yang sangat tidak disukainya tetapi terus tetap bekerja, karena dia mengalami myopia bahwa pekerjaan dia itulah satu-satunya yang dia bisa kerjakan, dan satu-satunya sumber rejeki yang dia tahu.

Seorang mahasiswa bisa stres demi mengejar secarik kertas bernama ijazah, karena myopia dia bahwa ijazah tersebutlah satu-satunya jalan untuk menggapai masa depannya.

Solusi itu ada di sekitar kita, yang kita butuhkan hanya berusaha menggali solusi itu ke segala arah. Untuk bisa menggali ke segala arah, yang dibutuhkan adalah sudut pandang yang terbuka luas – bukan sudut pandang yang sempit atau myopia.

Bahkan Allah-pun ketika memberi solusi rezeki bagi kita – dalam bentuk apapun- juga dari arah yang tidak disangka-sangka, bukan dari sudut pandang kita yang sempit.

… Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya…” (QS 65:2-3)

Maka perluaslah sudut pandang dengan ketakwaan kita, insyaAllah jalan keluar itu pasti ada. Amin. 

Leave a Reply

free counters