Dinar The Real Money

Dinar The Real Money Blog : "Dinar Emas, Uang dan Investasiku"

Selamat Datang di MITRA DINAR BANDUNG

Selamat Datang di MITRA DINAR BANDUNG

Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Cimahi khususnya .Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, Informasi pengguna M-Dinar, informasi penawaran dinar less 1 persen dan less 2 persen. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.



Dinar adalah mata uang berupa koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah mata uang yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Dinar dan Dirham adalah mata uang yang dipakai pada zaman Rasulullah SAW . Pada era kekhalifahan Umar bin Khatab, ditetapkan bahwa Dinar dan Dirham memiliki standart seperti tersebut diatas. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan disertai Sertifikat setiap kepingnya. Keaslian dan keakuratan berat dan kadarnya telah diuji dan disertifikasi oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional) dan oleh LBMA (London Bullion Market Association).

Sustainable Business Model

Posted by Unknown

Pada tulisan sebelumnya Sustainable Growth In 3 D saya berusaha memvisualisasikan bagaimana tugas memakmurkan bumi dalam bentuk pertumbuhan yang berkelanjutan itu harus melibatkan tiga sisi atau yang saya sebut tiga dimensi, dimensi ekonomi, sosial dan kehidupan. Pada tulisan ini konsep besar tersebut saya berikan contoh riilnya dalam bentuk model yang lebih detil agar mudah dipahami, model tiga dimensi ini bahkan bisa diwujudkan dalam bentuk benda riil yang bisa kita pegang dan rasakan. 

Di dunia kerja atau usaha Anda, tentu Anda paham tentang konsep business model yang sedang Anda praktekkan. Biasanya dituangkan dalam bentuk penjelasan tertulis, atau dalam aspek yang lebih sempit untuk financial model biasanya dituangkan dalam spreadsheet dan paling banter disertai dengan grafik dua dimensi.

Inti institusi ekonomi atu usaha pada umumnya hanya fokus pada satu hal yaitu mencari untung. Untuk memoles pencitraannya saja kemudian perusahaan-perusahaan besar kemudian mulai sedikit mengeluarkan dari sebagian untungnya untuk apa yang kemudian disebut Corporate Social Responsibility (CSR). Perusahaan-perusahaan perusak lingkungan-pun getol berpromosi dengan CSR ini untuk mempermak citranya.

Lantas bagaimana konsep Islam dalam memakmurkan bumi ini ? Allah menyebut umat ini adalah ummatan wasathan – umat pertengahan atau umat terbaik, umat yang adil “Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), -ummatan wasathan – umat pertengahan - umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu…” (QS 2:143)

Dalam konteks ekonomi dan sosial, ummatan wasathan ini dijelaskan dalam rangkaian 10 ayat di surat Al-Isra sebagai berikut :

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas. Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kami lah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barang siapa dibunuh secara lalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan. Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya. Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS 17 : 26-35)

Rangkaian sepuluh ayat tersebut mencakup tiga dimensi yang saya sebutkan di atas yaitu dimensi ekonomi, sosial dan kehidupan. Dalam aktifitas ekonomi kita dilarang menghambur-hamburkan resources dan diperintahkan untuk berbuat adil- menyempurnakan timbangan.

Dalam aktifitas sosial kita diminta memperhatikan kerabat, orang miskin , orang dalam perjalanan dan tidak mengganggu harta anak yatim.

Dalam aktifitas kehidupan kita dilarang membunuh anak karena takut miskin, membunuh jiwa secara tidak hak dan menjaga keturunan dengan tidak mendekati zina.

Lantas bagaimana menuangkan kebutuhan yang super komplek dan multi dimensi itu dalam bentuk day to day activities usaha yang kita pahami sehingga bisa dijalankan ?, jawabannya adalah dengan model. Melalui visualisasi model, sesuatu yang kompleks dapat lebih mudah dipahami.

Konsep amal usaha ummatan wasathan yang diinspirasi oleh 10 ayat tersebut di atas, dapat saya tuangkan dalam model grafis tiga dimensi di samping. Tiga sumbunya masing-masing mewakili dimensi ekonomi, sosial dan kehidupan. Saya wujudkan dalam bentuk rumah yang sederhana – tenda, pertama karena rumah jenis inilah yang dimaksud di surat An-Nahl ayat 80. Kedua karena tenda lebih mudah dibuat simulasinya dalam formula-formula program computer, yang akan saya jelaskan kemudian.

Mengapa business model kita rupakan dalam bentuk rumah ?, itu karena kita berharap agar usaha ini menjadi rumah bagi seluruh umat. Rumah tempat bernaung untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi, untuk beraktifitas sosial dan untuk melestarikan kehidupannya.

Kemudian warna-warana di tenda tersebut menggambarkan tingkat kebutuhan kita sekaligus untuk memantau tingkat pencapaiannya kelak. Warna-warna ini mewakili urutan warna yang ada di bumi dari paling bawah sampai ke langit.

Filosofinya adalah meskipun kita sedang mencari nafkah di muka bumi ini (warna bumi di paling bawah), kita juga harus bisa melestarikan lingkungan untuk kelangsungan kehidupan itu sendiri (warna hijau pepohonan yang umumnya menutupi bumi). Tingkatan lebih tinggi dari ini adalah aktifitas ekonomi kita juga harus menyambung langsung tidak hanya untuk kehidupan kita selama masih hidup di dunia, tetapi juga sebagai bekal untuk kehidupan kita yang abadi di akhirat kita – di wakili dengan warna-warna langit.

Lantas bagaimana kita tahu bahwa usaha yang kita jalankan nantinya akan sesuai dengan business model yang indah tersebut ?

Itulah alasannya mengapa model ini saya buat dalam bentuk grafik tiga dimensi seperti gambar tersebut di atas. Selain agar mudah dipahami, juga bisa di-drilled-down – diturunkan dalam rincian detilnya. Ketika kain tenda penutup model tersebut dibuka, maka yang nampak adalah garis-garis rangkanya seperti pada ilustrasi di bawah.

Garis-garis rangka ini adalah connecting the dots-nya , yaitu penghubung dari titik-titik yang jumlahnya sangat banyak – atau yang kita kenal sebagai data. Jadi berawal dari sejumlah besar data yang dihubungkan satu sama lain – maka setelah diolah dan disajikan dengan benar akan bisa tampil seperti pada grafik tersebut di atas.

Bila Anda sudah familiar dengan dashboard dua dimensi untuk memonitor KPIs (Key Performance Indicators) dari perusahaan Anda, maka model 3 dimensi tersebut di atas adalah semacam dashboard masa depan – seperti yang ada di film-film science fiction !. Dashboard yang menyajikan data yang jumlahnya jauh lebih banyak dan mengalir terus menerus – sehingga terlalu sulit untuk bisa dipahami bila masih tampil dalam bentuk data, table, atapun grafik dua dimensi.

Teknologi yang diperlukan untuk menyajikan corporate dashboard dengan data yang sangat besar dan multi dimensi ini – yang kini disebut teknologi Big Data. Bedanya dengan pengolahan data biasa adalah jumlah datanya yang bisa jadi sangat besar 100 terabytes sampai petabytes, dan yang dihandle bukan lagi aliran data statis tetapi aliran data dinamis yang senantiasa terus bergerak.

Bedanya lagi yang menyolok adalah bila pengolahan data pada umumnya mengandalkan sumber-sumber data yang sudah tersturktur, di teknologi Big Data ini data berserakan dimana-mana secara tidak terstruktur. Program kitalah yang kemudian menyaringnya dan membuatnya menjadi  terstruktur secara dinamis.

Dalam bentuknya yang paling sederhana adalah apa yang mulai dikembangkan oleh team  Badr Interactive dalam situs www.igrow.club. Disana mulai ada data yang dipantau berupa CO2 yang diserap oleh tanaman-tanaman yang kita tanam. Ini baru garis-garis awal di grafik tersebut di atas, karena kita memang baru mulai mengimplementasikan sustainable business model 3 dimensi di project iGrow kita.

Di iGrow ketika Anda membeli kavling KKP, sejatinya Anda beraktifitas ekonomi. Tanah yang Anda beli segera naik karena berdampingan dengan komplek perumahan yang harganya sudah tiga kali lipat. Sekian tahun yang akan datang, insyaAllah Anda juga akan menikmati hasil dari hutan tanaman pangan yang sedang kita tanam di kebun Anda tersebut.

Tetapi lebih dari sekedar aktifitas ekonomi saja di lokasi kebun KKP Anda tersebut. Puluhan kepala keluarga mendapatkan pekerjaan di tempat tersebut kini. Di musim kering semacam ini, masyarakat tidak henti-hentinya mengambil air dari dua kolam besar tadah hujan yang tadinya kita buat khusus untuk cadangan air kita sebagai antisipasi musim kemarau semacam ini.

InsyaAllah pohon-pohon tersebut kelak tumbuh dewasa, menyerap CO2 dari lingkungannya, mengeluarkan O2 yang dibutuhkan masyarakat Jabodetabek yang jumlahnya semakin banyak.

Ketika berbuah, insyaAllah ikut mengatasi problem pangan pada waktunya. Selain untuk Anda para pemilik kavling KKP, sebagian hasilnya-pun diwakafkan - kini sudah ada lebih dari 25 % dari kavling yang ada – yang hasilnya diniatkan untuk diwakafkan. Maka inilah sasaran di warna biru langit – meskipun kita awalnya hanya beraktifitas ekonomi, tetapi kita memiliki visi yang sangat jelas – untuk sampai ke langit, yaitu hidup kita yang abadi kelak setelah yang fana ini. InsyaAllah.

Leave a Reply

free counters