Dinar The Real Money

Dinar The Real Money Blog : "Dinar Emas, Uang dan Investasiku"

Selamat Datang di MITRA DINAR BANDUNG

Selamat Datang di MITRA DINAR BANDUNG

Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Cimahi khususnya .Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, Informasi pengguna M-Dinar, informasi penawaran dinar less 1 persen dan less 2 persen. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.



Dinar adalah mata uang berupa koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah mata uang yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Dinar dan Dirham adalah mata uang yang dipakai pada zaman Rasulullah SAW . Pada era kekhalifahan Umar bin Khatab, ditetapkan bahwa Dinar dan Dirham memiliki standart seperti tersebut diatas. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan disertai Sertifikat setiap kepingnya. Keaslian dan keakuratan berat dan kadarnya telah diuji dan disertifikasi oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional) dan oleh LBMA (London Bullion Market Association).

Dinar di Kaki Langit…

Posted by Unknown

Oleh Muhaimin Iqbal
Selasa, 19 May 2009 10:45


Minat untuk mengenal Dinar rupanya bukan hanya milik masyarakat kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Bandung; Masyarakat yang hidup nun jauh di pegunungan Jayawijaya pun rupanya sudah mengenal Dinar melalui situs ini dan sebagian mulai menggunakannya.


Alhamdulillah sepanjang akhir pekan kemarin GeraiDinar mendapat kehormatan di undang oleh teman-teman di Timika maupun Tembaga Pura untuk bersilaturahim secara tatap muka langsung, melengkapi perkenalan yang selama ini hanya melalui internet, email dan sms.


Mungkin diluar bayangan masyarakat pada umumnya, lingkungan tempat tinggal karyawan-karyawan Freeport dan perusahaan-perusahaan penunjang khususnya yang di Kuala Kencana - Timika terlihat sangat asri melebihi lingkungan perumahan terbaik di sekitar Jakarta. Perumahan ini dibangun di tengah hutan yang pohonnya dibiarkan hidup seperti hutan aslinya sejak di pintu masuk, ini yang tidak bisa disamai oleh perumahan-perumahan di Jawa.


Bahkan perumahan yang mendekati lokasi tambang di Tembaga Pura pada ketinggian diatas 2700 m – pun memiliki pemandangan yang Indah menatap puncak-puncak gunung yang seolah berada selemparan batu dari halaman rumah.



Namun bukan hanya keindahan fisik ini yang membuat saya kerasan berkunjung ke daerah ini, sambutan hangat oleh saudara-saudara saya seiman yang dengan penuh semangat ingin menghidup-hidupkan Sunnah Nabi diantaranya bermuamalah secara adil dengan mata uang yang adil yaitu Dinar dan Dirham – inilah yang lebih menggembirakan.


Dalam sebuah acara di Cinema yang malam itu tidak memutar film tetapi untuk Talk Show pengenalan Dinar, gedung Cinema hampir penuh di padati oleh keluarga-keluarga yang datang secara khusus ingin mengetahui seluk beluk tentang Dinar dan Dirham ini.


Perjalanan ini juga mengingatkan saya akan pekerjaan saya beberapa tahun silam mengunjungi unit-unit pengolahan minyak/ gas di negeri ini. Kesamaannya dengan Freeport adalah investasi-investasi raksasa tersebut sampai saat ini masih harus dilakukan oleh pihak asing.


Tentu kita juga tidak bisa menyalahkan penguasa negeri ini yang antara lain pada tahun 1967 menanda tangani kontrak karya 30 tahun untuk mengolah potensi alam yang sebenarnya sudah ditemukan tiga puluh tahun sebelumnya (Ekspedisi Colijn 1936); saat itu orde baru di Indonesia baru berbenah dan tidak memiliki kapital untuk mengolah sendiri potensi alam ini.


Kinipun keterbatasan akses terhadap kapital besar juga nampaknya belum banyak berubah, buktinya masih banyak sumber-sumber alam yang begitu melimpah yang belum terolah. Di Jawa Barat saja masih ada ratusan kebun yang masih terlantar. Bagaimana kita bisa mengolah sendiri pertambangan raksasa, bila mengolah kebun saja kita tidak ada kapital sendiri.


Yang perlu jadi renungan kita adalah apakah 30 tahun yang akan datang kita juga masih harus mengandalkan kapital asing untuk mengolah kekayaan bumi negeri ini ?, jawabannya bisa jadi ada di diri kita sendiri, bagaimana kita mau belajar dan berbuat saat ini untuk anak dan cucu kita kedepan.


Kalau saja kita mau belajar dari pengalaman Dr. Muhammad Yunus yang dalam tempo tiga puluh tahun bisa mengubah diri dari anggota masyarakat biasa yang tidak mampu memberikan pinjaman US$ 27 kepada 42 orang miskin, menjadi konglomerasi bisnis yang meliputi tak kurang dari 25 bidang usaha dengan asset ber milyar Dollar, maka insyaallah dalam tiga puluh tahun yang akan datang anak-anak kita akan bisa mengolah potensi negeri ini dengan kemampuan dan kapitalnya sendiri.


BMT-BMT yang kita bangun adalah salah satu langkah awal saja dari cita-cita besar tersebut. BMT serupa juga akan hadir di Timika maupun Tembaga Pura. Insyaallah.


Bagi yang ingin memperoleh Dinar atau informasi lebih jauh tentang Dinar dan rencana BMT berbasis Dinar di Timika dan Tembaga Pura, sekarang dapat menghubungi Bpk. Sunarjo di Jl. Merak No 68 RT 2/RWA Kuala Kencana – Timika ; no Mobile 081240305488 atau 081357366179 & Email : sunarjo@fmi.com.

Leave a Reply

free counters