Hujan Salah Musim…
Posted by Unknown
Oleh Muhaimin Iqbal
Kamis, 16 April 2009 07:51
Ketika saya kecil, petani-petani di desa saya bisa memprediksi kapan mulai musim hujan dan kapan berakhirnya dengan relatif akurat. Dengan pola hujan yang mudah di prediksi ini, para petani bisa mengoptimalkan pola tanam sawahnya.
Kini prediksi kapan hujan mulai turun dan kapan berakhirnya menjadi terlalu sulit bagi para professional sekalipun, hujan sering turun di musim yang salah. Seharusnya sudah kemarau, hujan masih turun lebat. Sebaliknyapun terjadi – seharusnya musim penghujan, tetapi hujan tidak turun-turun.
Banyak faktor yang menyebabkan ini terjadi, kerusakan alam yang mengganggu siklus perubahan air, pencemaran udara sampai global warming diantara yang dijadikan kambing hitam. Yang jelas kerusakan musim ini tidak bisa kita salahkan ke siapa-siapa, selain kepada diri-diri kita sendiri (manusia) penghuni planet bumi ini sebagaimana ayat berikut :
“….. Dan apabila mereka ditimpa sesuatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa.” (QS 30 :36)
“Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS 42 :30)
Kesulitan memprediksi musim ini juga terjadi pada prediksi harga-harga komoditi, harga saham dan termasuk juga fluktuasi harga emas. Dalam tulisan saya tentang Musim Membeli Emas/Dinar memang saya uraikan pola musiman untuk harga emas dunia, ini berdasarkan teori dasar bahwa harga dibentuk oleh mekanisme supply & demand.
Yang terjadi di pasar adalah mekanisme supply & demand tetap berperan membentuk harga, tetapi faktor-faktor penggerak supply dan penggerak demand-nya yang kini terkadang menjadi terlalu komplek. Tidak lagi hanya terbatas pada faktor-faktor ekonomi, tetapi sudah menyangkut isu-isu politik dan keamanan baik yang sifatnya lokal maupun global.
Jadi meskipun sekarang sampai September adalah seharusnya musim kemarau, yang bertepatan dengan musim semi dan musim panas di belahan bumi utara – juga seharusnya bertepatan dengan musim harga emas yang rendah berdasarkan teori dalam tulisan saya tersebut diatas; tetap tidak tertutup kemungkinan ‘hujan lebat’ tiba-tiba muncul.
‘Gumpalan awan’ yang bisa menyebabkan ‘hujan’ mulai terbentuk dimana-mana. ‘Awan-awan’ yang akan dapat menyebabkan ‘hujan salah musim’ pada harga emas dunia – antara lain adalah potensi kebangkrutan perusahaan-perusahaan raksasa Amerika, kambuhnya krisis perbankan yang sekarang memang belum sembuh sampai gagalnya terapi krisis ala Obamanomics. Semua faktor ini bisa mendorong harga emas dalam US$ naik di musim yang salah.
Karena kita di Indonesia membeli emas/dinar dengan uang Rupiah; maka ‘gumpalan awan’ yang bisa menyebabkan nilai tukar Rupiah anjlog – pada saat yang seharusnya nilai tukar Rupiah tinggi – antara lain adalah proses pemilu yang nampaknya mulai mengakumulir kritik dan protes. Bila protes-protes tersebut terus berlanjut dan menjadi ‘gumpalan awan’ raksasa – maka Rupiah pasti terganggu.
Tidak ada salahnya kita sedia payung meskipun musim seharusnya ‘kemarau’; ‘hujan lebat’ bisa saja muncul tiba-tiba yang disebabkan oleh ‘gumpalan awan’ yang sifatnya global maupun local tersebut diatas. Wa Allahu A’lam.