Dinar The Real Money

Dinar The Real Money Blog : "Dinar Emas, Uang dan Investasiku"

Selamat Datang di MITRA DINAR BANDUNG

Selamat Datang di MITRA DINAR BANDUNG

Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Cimahi khususnya .Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, Informasi pengguna M-Dinar, informasi penawaran dinar less 1 persen dan less 2 persen. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.



Dinar adalah mata uang berupa koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah mata uang yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Dinar dan Dirham adalah mata uang yang dipakai pada zaman Rasulullah SAW . Pada era kekhalifahan Umar bin Khatab, ditetapkan bahwa Dinar dan Dirham memiliki standart seperti tersebut diatas. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan disertai Sertifikat setiap kepingnya. Keaslian dan keakuratan berat dan kadarnya telah diuji dan disertifikasi oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional) dan oleh LBMA (London Bullion Market Association).

Hujan Salah Musim…

Posted by Unknown

Oleh Muhaimin Iqbal
Kamis, 16 April 2009 07:51


Ketika saya kecil, petani-petani di desa saya bisa memprediksi kapan mulai musim hujan dan kapan berakhirnya dengan relatif akurat. Dengan pola hujan yang mudah di prediksi ini, para petani bisa mengoptimalkan pola tanam sawahnya.


Kini prediksi kapan hujan mulai turun dan kapan berakhirnya menjadi terlalu sulit bagi para professional sekalipun, hujan sering turun di musim yang salah. Seharusnya sudah kemarau, hujan masih turun lebat. Sebaliknyapun terjadi – seharusnya musim penghujan, tetapi hujan tidak turun-turun.


Banyak faktor yang menyebabkan ini terjadi, kerusakan alam yang mengganggu siklus perubahan air, pencemaran udara sampai global warming diantara yang dijadikan kambing hitam. Yang jelas kerusakan musim ini tidak bisa kita salahkan ke siapa-siapa, selain kepada diri-diri kita sendiri (manusia) penghuni planet bumi ini sebagaimana ayat berikut :


“….. Dan apabila mereka ditimpa sesuatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa.” (QS 30 :36)


“Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS 42 :30)


Kesulitan memprediksi musim ini juga terjadi pada prediksi harga-harga komoditi, harga saham dan termasuk juga fluktuasi harga emas. Dalam tulisan saya tentang Musim Membeli Emas/Dinar memang saya uraikan pola musiman untuk harga emas dunia, ini berdasarkan teori dasar bahwa harga dibentuk oleh mekanisme supply & demand.


Yang terjadi di pasar adalah mekanisme supply & demand tetap berperan membentuk harga, tetapi faktor-faktor penggerak supply dan penggerak demand-nya yang kini terkadang menjadi terlalu komplek. Tidak lagi hanya terbatas pada faktor-faktor ekonomi, tetapi sudah menyangkut isu-isu politik dan keamanan baik yang sifatnya lokal maupun global.


Jadi meskipun sekarang sampai September adalah seharusnya musim kemarau, yang bertepatan dengan musim semi dan musim panas di belahan bumi utara – juga seharusnya bertepatan dengan musim harga emas yang rendah berdasarkan teori dalam tulisan saya tersebut diatas; tetap tidak tertutup kemungkinan ‘hujan lebat’ tiba-tiba muncul.


‘Gumpalan awan’ yang bisa menyebabkan ‘hujan’ mulai terbentuk dimana-mana. ‘Awan-awan’ yang akan dapat menyebabkan ‘hujan salah musim’ pada harga emas dunia – antara lain adalah potensi kebangkrutan perusahaan-perusahaan raksasa Amerika, kambuhnya krisis perbankan yang sekarang memang belum sembuh sampai gagalnya terapi krisis ala Obamanomics. Semua faktor ini bisa mendorong harga emas dalam US$ naik di musim yang salah.


Karena kita di Indonesia membeli emas/dinar dengan uang Rupiah; maka ‘gumpalan awan’ yang bisa menyebabkan nilai tukar Rupiah anjlog – pada saat yang seharusnya nilai tukar Rupiah tinggi – antara lain adalah proses pemilu yang nampaknya mulai mengakumulir kritik dan protes. Bila protes-protes tersebut terus berlanjut dan menjadi ‘gumpalan awan’ raksasa – maka Rupiah pasti terganggu.


Tidak ada salahnya kita sedia payung meskipun musim seharusnya ‘kemarau’; ‘hujan lebat’ bisa saja muncul tiba-tiba yang disebabkan oleh ‘gumpalan awan’ yang sifatnya global maupun local tersebut diatas. Wa Allahu A’lam.

Leave a Reply

free counters