Dinar The Real Money

Dinar The Real Money Blog : "Dinar Emas, Uang dan Investasiku"

Selamat Datang di MITRA DINAR BANDUNG

Selamat Datang di MITRA DINAR BANDUNG

Kami melayani pembelian dan penjualan koin emas dinar dan koin perak dirham untuk wilayah Cimahi khususnya .Kami pun menyediakan berbagai artikel yang berkaitan dengan perkembangan dinar dan dirham, Informasi pengguna M-Dinar, informasi penawaran dinar less 1 persen dan less 2 persen. Kami tidak melakukan jual beli dinar berupa mata uang kertas.



Dinar adalah mata uang berupa koin yang terbuat dari emas dengan kadar 22 karat (91,7 %) dan berat 4,25 gram. Dirham adalah mata uang yang terbuat dari Perak Murni dengan berat 2,975 gram. Dinar dan Dirham adalah mata uang yang dipakai pada zaman Rasulullah SAW . Pada era kekhalifahan Umar bin Khatab, ditetapkan bahwa Dinar dan Dirham memiliki standart seperti tersebut diatas. Di Indonesia, Dinar dan Dirham diproduksi oleh Logam Mulia, unit bisnis dari PT Aneka Tambang, Tbk, dan disertai Sertifikat setiap kepingnya. Keaslian dan keakuratan berat dan kadarnya telah diuji dan disertifikasi oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional) dan oleh LBMA (London Bullion Market Association).

US Dollar Paradox dan Harga Emas...

Posted by Unknown

Oleh Muhaimin Iqbal
Sabtu, 18 April 2009 23:41


Seperti yang sudah kita duga dalam tulisan akhir pekan lalu, harga emas dan otomatis Dinar pekan ini benar-benar menunjukkan trend yang cenderung menurun. Penyebabnya-pun sesuai yang kita perkirakan yaitu harga emas dalam Dollar yang rendah, dan nilai tukar Rupiah yang menguat.


Pada saat artikel ini saya tulis saya sempatkan menengok dashboard GeraiDinar dan indikator-indikator penting di dashboard tersebut menunjukkan angka-angka sebagai berikut : Harga Emas US$ 868.90/Oz ; Nilai Tukar Rupiah Rp 10,800/US%$ ; US$ Index pada angka 85.87.


Karena US$ lagi perkasa, maka harga emas dalam US$ rendah. Ketika hal ini terjadi bersamaan dengan menguatnya nilai tukar Rupiah – maka penurunan harga emas dan juga Dinar menjadi significant seperti yang terjadi sepanjang pekan ini.


Pertanyaan yang sering sampai ke saya adalah, mengapa US$ ini tetap kuat padahal krisis finansial global justru bermula dari negara tersebut ?.

Jawabannya agak panjang, tetapi memang benar bahwa US$ menunjukkan angka yang cenderung menguat selama krisis ini. Perhatikan grafik US$ Index di atas yang saya ambilkan datanya sejak bulan September 2007 – ketika tanda-tanda awal krisis mulai terbaca.


Sejak awal krisis akhir September 2007 sampai sekarang bank-bank sentral dunia telah mem-bailout atau setidaknya memberikan jaminan senilai kurang lebih US$ 20 trilyun. Tetapi pada periode tersebut US$ Index malah menguat dari kisaran angka 78 di awal krisis ke kisaran angka 86 sekarang.


Ini yang saya sebut sebagai US$ Paradox; menguatnya nilai tukar US$ kali ini bukan disebabkan oleh ekonomi yang membaik di negeri tersebut. Tetapi malah oleh sebab yang sebaliknya, yaitu proses pembusukan ekonomi yang sedang berlangsung. Untuk menjelaskan hal ini, perhatikan ilustrasi disamping.


Ketika institusi perbankan, asuransi dlsb. mengalami masalah yang sangat besar dan terancam kebangkrutan; maka bank sentral negeri itu mem-bailout institusi-institusi tersebut dengan uang rakyat. Aset-aset yang beracun dari institusi yang terancam bangkrut, ditukar dengan uang rakyat.


Namun uang rakyat yang dibenamkan ke institusi yang bermasalah ini juga tidak memadai untuk membuat mereka segera sembuh; berapa banyakpun dana dibenamkan dalam program bailout bila yang diselamatkan masih terus memburuk keadaannya – maka dana semacam ini seperti nggarami laut – tidak berdampak pada aktifitas ekonomi berikutnya.


Bank tetap belum bisa menyalurkan kredit, likwiditas tetap sulit – US$ tetap langka. Inilah yang menyebabkan US$ bernilai tinggi – karena langka ditengah krisis yang sedang terjadi.


US$ yang lagi bernilai tinggi ini pula yang kemudian membuat harga emas dunia kelihatan relatif rendah – bila dibeli dengan mata uang US$.


Lantas sampai kapan hal ini berlangsung ?. Ada dua kemungkinan untuk ini yaitu pertama bila institusi yang berusaha ditolong tersebut benar-benar selamat, maka uang bailout yang selama ini dibenamkan ke institusi tersebut akan meledak keluar dalam bentuk penyaluran kredit dlsb yang tiba-tiba membesar. Dampaknya adalah likwiditas akan tinggi jauh melebihi likwiditas sebelum krisis; inflasi yang tinggi akan timbul pada masa ini.


Kemungkinan kedua adalah kalau bailout gagal, maka para pembeli bond Amerika akan sadar bahwa yang mereka beli adalah bond atas aset-aset beracun dari institusi yang tidak akan sembuh dari sakitnya. Pada saat mereka menghentikan pembelian bond Amerika ini, maka saat itulah US$ akan jatuh harganya dan bisa menyebabkan inflasi yang sangat tinggi atau hyper inflasi.


Jadi situasi paradox yang dihadapi oleh US$ saat ini – tidak akan berlangsung terus menerus. Segera setelah bailout berhasil atau sebaliknya segera setelah masyarakat investor dunia sadar bahwa bailout gagal – maka situasi paradox ini akan berakhir. Saat itulah harga emas dunia akan melonjak tinggi dalam US$ - karena US$-nya yang jatuh.


Kapan ini akan terjadi ? Wa Allahu A’lam. Hanya Allah-lah yang maha tahu, tetapi kepastian akan dihancurkannya ekonomi yang berbasis Riba seperti ekonomi Amerika dengan US$-nya tersebut memang sudah dikabarkan ke kita melalui Al-Qur’anul Karim di surat Al-Baqarah 276-279.

Leave a Reply

free counters